Peningkatan Nilai Tambah Limbah Ikan Sebagai Bahan Pangan Dan Pakan

Penulis

  • Subkhan Riza Badan Penelitian Dan Pengembangan Provinsi Riau
  • Syahrul Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

Kata Kunci:

filet ikan, ikan asap, limbah ikan, nilai tambah, pangan, pakan

Abstrak

Industri pengolahan ikan patin umumnya menyisakan hasil buangan berupa limbah padat, seperti tulang, isi perut (jeroan), daging tetelan dan lemak perut. Limbah yang dihasilkan ini jumlahnya berkisar 20% – 60%, berarti ada sekitar 4,8 ton – 14,4 ton limbah padat ini dihasilkan oleh industri pengolahan ikan patin di Sentra Pengolahan Pascapanen Kabupaten Kampar. Limbah padat yang dihasilkan tersebut akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak ada penanganan yang baik dan benar. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah ikan patin menjadi produk bernilai tambah sebagai bahan baku pangan dan pakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksprimen. Produksi olahan ikan patin di Kabupaten Kampar sebesar 382,97 ton terdiri dari ikan salai, fillet ikan, ikan asin dan turunannya seperti abon, bakso, nugget, dan kerupuk kulit. Potensi limbah fillet ikan patin yang bisa dimanfaatkan yaitu : tulang ikan 35%, lemak abdomen 7%, daging tetelan 6% dan jeroan 11%. Pengolahan limbah padat hasil samping pengolahan ikan menghasilkan bahan baku tepung ikan kaya asam amino, tepung tulang kaya kalsium, tepung jeroan kaya protein dan minyak ikan kaya omega-9. Kandungan protein bahan baku tepung ikan 57,68%, tepung jeroan 60,21%, dan tepung tulang 12,08%. Nilai tambah produksi 50 kg tepung tulang sebesar Rp 200.000,- dengan tingkat keuntungannya sebesar 33%. Nilai tambah produksi 30 kg tepung jeroan sebesar Rp 75.000.- dengan tingkat keuntungannya sebesar 25%. Nilai tambah produksi 10 kg tepung ikan sebesar Rp 140.000. dengan tingkat keuntungannya sebesar 56%. Nilai tambah produksi 85 liter lemak ikan menjadi minyak ikan sebesar Rp 340.000.- dengan tingkat keuntungannya sebesar 24%.The added value of 85 liters of fish fat to fish oil is Rp 340,000.- with a profit rate of 24%.

Referensi

DAFTAR PUSTAKA

Balitbang Provinsi Riau. 2017. Peningkatan Nilai Tambahh Limbah Ikan sebagai Bahan Pangan dan Pakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau. Pekanbaru.

Bimbo AP. 1998. Guidelines for Characterizing Food-grade Fish Oil. INFORM 9 (5): 473-483.

BSN (Badan Standar Nasional). 2013. SNI 2715 – 2013 : Tepung Ikan - Bahan Baku Pakan. Badan Standar Nasional. Jakarta.

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau, 2015. Laporan Tahunan Budidaya Ikan Air Tawar. Pekanbaru.

Jenie, B.S.L. dan W.P. Rahayu. 1990. Penanganan Limbah Industri Pangan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Unduhan

Diterbitkan

01-12-2017

Terbitan

Bagian

Artikel