Pemanfaatan Kanal pada Kawasan Gambut untuk Pengembangan Budidaya Ikan di Kabupaten Pelalawan

Isi Artikel Utama

Subkhan Riza
Miswaruddin
Sampe Harahap
Hendrik
Iskandar Putra

Abstrak

Saluran kanal dibangun sebagai cadangan air untuk kawasan perkebunan, mengatasi kebakaran hutan dan lahan serta sarana transportasi. Selain itu saluran kanal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui usaha budidaya ikan. Penelitian ini berujuan untuk mengidentifikasi saluran kanal yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan budidaya ikan, dan menilai kualitas air dan budidaya ikan pada saluran kanal di kawasan gambut.Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.Hasil penelitian menunjukkan panjang total saluran kanal di Kabupaten Pelalawan sepanjang 4.730.958 meter, terdiri dari dengan izin IUPHHK sepanjang 3.071.338 meter, izin HGU sepanjang 726.380 meter dan kanal masyarakat sepanjang 933.240 meter.Saluran kanal yang dikelola masyarakat yang bisa dimanfaatkan untuk usaha budidaya ikan sekitar 1% dari 933.240meter atau 9.332 meter.Kualitas air di saluran kanal terdiri dari pH berkisar 3.9-4.7, suhu 26-31 oC, oksigen terlarut 2.50-2.80 ppm, amoniak 0.43-0.58 dan kecerahan 25-30 cm.. Ikan yang dapat dipelihara adalah jenis ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dengan kepadatan 150 ekor/m2 (300 ekor/wadah) dengan wadah budidaya adalah karamba modifikasi yaitu bagian bawah dan sebagian dinding tertutup oleh papan yang dilapisi plastik terpal, sedangkan jenis ikan lainnya adalah jenis Toman yang relatif mudah dalam pemeliharaannya. Berdasarkan analisis didapatkan bobot mutlak 136,5 g, laju pertumbuhan harian 7,6 %, tingkat kelulushidupan 91 % dan konversi pakan 0,8 untuk ikan lele dumbo.

Rincian Artikel

Bagian
Artikel

Referensi

Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau. 2017. Studi Pemanfaatan Kanal pada Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan. Balitbang Provinsi Riau.Pekanbaru.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan. 2017. Kabupaten Pelalawan Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan.

Brett, J.R. 1979. Satiation time, appetite and maximum food intake of socheye salmon (Onchorhyncus nerka).J. Fish. Bd. Canada, 28: p 409-415.

Cholik, F., Artati & R. Arifudin.1986.Pengelolaan Kualitas Air Kolam. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2016. Panjang Kanal Pada Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan pada setiap Kabupaten di Propinsi Riau. Pekanbaru.

Djajasewaka dan R. Djajadireja. 1990. Budidaya Ikan di Indonesia, Cara Pengembangannya. Badan Litbang Pertanian. Lembaga Penelitian Perikanan Darat. Jakarta. 48 hal.

Effendi, H. 2000.Telaah Kualitas Air.Konisius. Bogor.

Effendie MI. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Muhammad, W. N. dan S. Andriyanto. 2013. Manajemen budidaya ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di Kampung Lele, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Media Akuakultur 8(1): 63-71.

Zonneveld, N., E.A Huisman, dan J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 318 hal.

Wedemeyer, G. A. 2001. Fish Hatchery Management. Second Edition. American Fisheries Society, Bethesda, Maryland.hlm. 36-45.

Witjaksono. 2009. Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang Clarias sp. Melalui Penerapan Teknologi Ketinggian Media Air 15 Cm, 20 Cm, 25 Cm, dan 30 Cm. Institut Pertanian Bogor, Bogor.