Impact Of Floating Net Cagedevelopment On Carrying Capacity Of Kotopanjang Reservoir In Kampar Regency
Main Article Content
Abstract
Increasing the number of floating net cages in the Kotopanjang reservoir has been economically capable of increasing income and employment in the region. However, it has the potential to increase the pollution of organic waste into the waters.This study aims to determine the water quality of the Kotopanjang reservoir, to determine the impact of the development of fish farming system on the carrying capacity of the Kotopanjang reservoir, and to develop a strategy of developing a sustainable fish culture on floating net cage system in Kotopanjang reservoir, Kampar district. The study is a qualitative research. Technique of data retrieval is done by field observation and literature study. Data were analyzed descriptively. The result of the research shows that there is a decrease of water quality in reservoir protection zone area (around dam site).This is because about 72.56% of floating net cages in the reservoir are located around the zone. The carrying capacity of the Kotopanjang reservoir that of 14,200 hectares can be developed for fish farming with the floating net cages system ranging from 19,559-33,515 plots. However, it should be noted that the layout and spatial use has been determined.
Article Details
References
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Provinsi Riau. 2006. Pengaruh Pengoperasian Waduk PLTA Kotopanjang terhadap Banjir di Downstream (Daerah Hilir) Kotopanjang. Balitbang Provinsi Riau. Pekanbaru (tidak diterbitkan).
Bappeda Provinsi Riau. 2013. Penyusunan Daya Tampung dan Daya Dukung Lingkungan Hidup Provinsi Riau. Bappeda. Pekanbaru (tidak diterbitkan).
Boyd,C.E.1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural. Experiment Station, Auburn.University. Alabama, 482pp.
Dinas Perikanan Kabupaten Kampar. 2012. Buku Statistik Perikanan Budidaya Kabupaten Kampar Tahun 2011. Bangkinang.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanesius. Jogjakarta.
Haryanto. H., Thamrin, dan Sukendi. 2014. Status Trofik dan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Limbah Budidaya Ikan KJA di Waduk Kotopanjang. Jurnal Ilmu Lingkungan. 8 (2) : 131 – 145.
Hendrik. 2012. Analisa Usaha dan Potensi Pengembangan Keramba Jaring Apung (KJA) di waduk PLTA Kotopanjang Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Berkala Perikanan Terubuk. 40 (1): 45-51.
Menteri Lingkungan Hidup. 2009. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009 tentang Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.
Mulyadi, A. 2010. Industri Listrik PLTA Kotopanjang Vs Masalah Lingkungan. Jurnal Industri dan Perkotaan. 8 (13): 625-631.
Nastiti, A., Krismono, dan E.S.Kartamihardja. 2001. Dampak Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung terhadap Peningkatan Unsur N dan P di Perairan Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia.7(2):22-30.
Odum, E.P. 1996. Dasar – Dasar Ekologi. Alih Bahasa. Cahyono,Samingan. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. 625 hal.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Sekretariat Negara. Jakarta.
Rachmansyah. 2004. Analisis Daya Dukung Lingkungan Perairan Teluk Awarange Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan bagi Pengembangan Budidaya Bandeng dalam Keramba Jaring Apung.Tesis, Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor (tidak diterbitkan).
Rosalina, H. Sujianto,dan S.H. Siregar. 2014. Strategi Pengembangan Ekowisata di Kawasan Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kotopanjang Kabupaten Kampar. Jurnal Dinamika Lingkungan Indonesia. 1 (2): 97-108.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai SalahSatu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseana. 30 (3): 21-26.
Siagian, M. 2010a. Daya Dukung Waduk PLTA Kotopanjang Kabupaten Kampar. Jurnal Kelautan dan Perikanan. 15 (1): 25-38.
. 2010b. Strategi Pengembangan Keramba Jaring Apung Berkelanjutan di Waduk PLTA Kotopanjang Kampar Riau. Jurnal Kelautan dan Perikanan, 15 (1):145 - 160.