Kegagalan Peningkatan Kesejahteraan Petani Pangan di Indonesia
Isi Artikel Utama
Abstrak
Petani harus diposisikan sebagai subjek, bukan objek atau hanya diperlakukan sebagai komponen mesin produksi. Petani perlu diberi insentif agar termotivasi untuk meningkatkan produksi pangan. Bentuk insentif yang paling efektif ialah peningkatan kesejahteraan petani.
Rincian Artikel
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Referensi
Arifin, B. (2007). Diagnosis Ekonomi Politik Pangan dan Pertanian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arifin, B. (2013). The Roles of Input Policies in Transforming Agriculture in Indonesia. Washington.D.C: IFPRI.
Astarini, A. (2010). Kajian Ketahanan Pangan Indonesia. Media Ekonomi dan Manajemen , 21(1), 51-60.
Budiasa, I. (2011). Pertanian Berkelanjutan : Teori dan Permodelan. Denpasar: Udayana University Press.
Chaniago, A. A. (2012). Gagalnya Pembangunan: Membaca Ulang Keruntuhan Orde Baru. Jakarta: LP3ES.
Dahuri, R. (2008). Pembangunan Pertanian Berkelanjutan : dalam Perspektif Ekonomi, Sosial, dan Ekologi. Agrimedia , 4 No.1, 5-11.
Daryanto, A. (2010). Memposisikan Secara Tepat Pembangunan Pertanian Dalam Persepektif Pembangunan Nasional. Bogor: Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor.
Fakih, M. (2011). Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist Press.
Geertz, C. (1993). Involusi Pertanian : Proses Perubahan Ekologi di Indonesia. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.
Gumiwang, R. (2014). Ketika 10 Tahun di Tangan Seorang Doktor Pangan IPB. Retrieved 02 23, 2015, from Bisnis.com.
Idjudin. (2011). Peranan Konservasi Lahan dalam Pengelolaan Perkebunan. Jurnal Sumberdaya Lahan , Vol 5 No 2, 103-116.
Idjudin, dkk . (2013). Keragaan dan Dampak Penerapan Sistem Usaha Tani Konservasi terhadap Tingkat Produktivitas Lahan Perbukitan Yogyakarta. Jurnal Litbang Pertanian , 22, 49-56.
Indef. (2014). Kebijakan Ekonomi 5 tahun Mendatang: Merebut Momentum, Membalik Keadaan. Jakarta: Press Release INDEF.
Krisnamurti, B. (2006). Revitalisasi Pertanian : Sebuah Konsekuensi Sejarah dan Tuntutan Masa Depan. Revitalisasi Pertanian dan Dialog Peradaban. Jakarta: Buku Kompas.
Lakitan, B. (2014, November 24). Kesejahteraan Petani dan Kedaulatan Pangan. Media Indonesia.
P. Simatupang dan Syafaat. (2007). Industri Berbasis Pertanian sebagai Grand Strategy Pembangunan Ekonomi Nasional. Forum Penelitian Agro Ekonomi , 1-15.
Pakpahan, A. (2004). Hak Hidup Petani dan Impor Produk Pertanian. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian , Vol 2 No.1, 17-24.
Ruauw, E. (2010). Nilai Tukar Petani sebagai Indikator Kesejahteraan Petani. Analisis Sosial Ekonomi , Volume 6 Nomor 2, 1-8.
Subejo. (2013). Bunga Rampai Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Jakarta: UI Press.
Sukino. (2013). Membangun Pertanian dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Syahyuti. (2004). Kendala Pelaksanaan Landreform di Indonesia : Analisa terhadap Kondisi dan Perkembangan berbagai Faktor Prasyarat Pelaksanaan Reforma Agraria. Forum Penelitian Agro Ekonomi , Vol.22 No.2, 89-101.
Syahyuti. (2013). Pemahaman terhadap Petani Kecil sebagai Landasan Kebijakan Pembangunan Pertanian. Forum Agro Ekonomi , 55-63.
Tulus, T. (2010). Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia-Press.
Widodo, S. (2011). Konsep, Teori dan Paradigma Pembangunan Pertanian. Bagian dalam Pembangunan Pertanian : Membangun Kedaulatan Pangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.